SEDEKAH DI BULAN RAMADHAN
Bulan Ramadhan setiap tahunnya tak henti menjadi penghibur hati orang mukmin ( orang yg beriman (percaya) kpd Allah: seorang -- yg taat akan selalu menjalankan perintah agama) Bagaimana
tidak, beribu keutamaan ditawarkan di bulan ini. Pahala diobral,
ampunan Allah bertebaran memenuhi setiap ruang dan waktu. Seorang yang
menyadari kurangnya bekal yang dimiliki untuk menghadapi hari
penghitungan kelak, tak ada rasa kecuali sumringah menyambut Ramadhan.
Insan yang menyadari betapa dosa melumuri dirinya, tidak ada rasa
kecuali bahagia akan kedatangan bulan Ramadhan.
Mukmin Sejati Itu Dermawan
Salah
satu pintu yang dibuka oleh Allah untuk meraih keuntungan besar dari
bulan Ramadhan adalah melalui sedekah. Islam sering menganjurkan umatnya
untuk banyak bersedekah. Dan bulan Ramadhan, amalan ini menjadi lebih
dianjurkan lagi. Dan demikianlah sepatutnya akhlak seorang mukmin, yaitu
dermawan. Allah dan Rasul-Nya memerintahkan bahkan memberi contoh
kepada umat Islam untuk menjadi orang yang dermawan serta pemurah.
Ketahuilah bahwa kedermawanan adalah salah satu sifat Allah Ta’ala,
sebagaimana hadits:
“Sesungguhnya Allah Ta’ala itu Maha Memberi, Ia mencintai kedermawanan serta akhlak yang mulia, Ia membenci akhlak yang buruk.” (HR. Al Baihaqi, di shahihkan Al Albani dalam Shahihul Jami’, 1744)
Dari
hadits ini demikian dapat diambil kesimpulan bahwa pelit dan bakhil
adalah akhlak yang buruk dan bukanlah akhlak seorang mukmin sejati.
Begitu juga, sifat suka meminta-minta, bukanlah ciri seorang mukmin.
Bahkan sebaliknya seorang mukmin itu banyak memberi. Sebagaimana sabda
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Tangan
yang di atas lebih baik dari tangan yang di bawah. Tangan di atas
adalah orang yang memberi dan tangan yang dibawah adalah orang yang
meminta.” (HR. Bukhari no.1429, Muslim no.1033)
Selain itu, sifat dermawan jika di dukung dengan tafaqquh fiddin,
mengilmui agama dengan baik, sehingga terkumpul dua sifat yaitu alim
dan juud (dermawan), akan dicapai kedudukan hamba Allah yang paling
tinggi. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Dunia itu untuk 4 jenis hamba: Yang pertama, hamba yang diberikan rizqi oleh Allah serta kepahaman terhadap ilmu
agama. Ia bertaqwa kepada Allah dalam menggunakan hartanya dan ia
gunakan untuk menyambung silaturahim. Dan ia menyadari terdapat hak
Allah pada hartanya. Maka inilah kedudukan hamba yang paling baik.” (HR. Tirmidzi, no.2325, ia berkata: “Hasan shahih”)
Keutamaan Bersedekah
Allah
Subhanahu Wa Ta’ala benar-benar memuliakan orang-orang yang bersedekah.
Ia menjanjikan banyak keutamaan dan balasan yang menakjubkan bagi
orang-orang yang gemar
bersedekah.
Terdapat ratusan dalil yang menceritakan keberuntungan, keutamaan,
kemuliaan orang-orang yang bersedekah. Ibnu Hajar Al Haitami
mengumpulkan ratusan hadits mengenai keutamaan sedekah dalam sebuah
kitab yang berjudul
Al Inaafah Fimaa Ja’a Fis Shadaqah Wad Dhiyaafah,
meskipun hampir sebagiannya perlu dicek keshahihannya. Banyak keutamaan
ini seakan-akan seluruh kebaikan terkumpul dalam satu amalan ini, yaitu
sedekah. Maka, sungguh mengherankan bagi orang-orang yang mengetahui
dalil-dalil tersebut dan ia tidak terpanggil hatinya serta tidak
tergerak tangannya untuk banyak bersedekah.
Diantara keutamaan bersedekah antara lain:
1. Sedekah dapat menghapus dosa.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sedekah dapat menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api.” (HR. Tirmidzi, di shahihkan Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi, 614)
Diampuninya
dosa dengan sebab sedekah di sini tentu saja harus disertai taubat atas
dosa yang dilakukan. Tidak sebagaimana yang dilakukan sebagian orang
yang sengaja bermaksiat, seperti korupsi, memakan
riba,
mencuri, berbuat curang, mengambil harta anak yatim, dan sebelum
melakukan hal-hal ini ia sudah merencanakan untuk bersedekah setelahnya
agar ‘impas’ tidak ada dosa. Yang demikian ini tidak dibenarkan karena
termasuk dalam merasa aman dari makar Allah, yang merupakan dosa besar.
Allah Ta’ala berfirman:
“Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah? Tiada yang merasa aman dan azab Allah kecuali orang-orang yang merugi.” (QS. Al A’raf: 99)
2. Orang yang bersedekah akan mendapatkan naungan di hari akhir.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
menceritakan tentang 7 jenis manusia yang mendapat naungan di suatu,
hari yang ketika itu tidak ada naungan lain selain dari Allah, yaitu
hari akhir. Salah satu jenis manusia yang mendapatkannya adalah:
“Seorang
yang bersedekah dengan tangan kanannya, ia menyembunyikan amalnya itu
sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh
tangan kanannya.” (HR. Bukhari no. 1421)
3. Sedekah memberi keberkahan pada harta.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Harta tidak akan berkurang dengan sedekah. Dan seorang hamba yang pemaaf pasti akan Allah tambahkan kewibawaan baginya.” (HR. Muslim, no. 2588)
Apa yang dimaksud hartanya tidak akan berkurang? Dalam Syarh Shahih Muslim,
An Nawawi menjelaskan: “Para ulama menyebutkan bahwa yang dimaksud
disini mencakup 2 hal: Pertama, yaitu hartanya diberkahi dan dihindarkan
dari bahaya. Maka pengurangan harta menjadi ‘impas’ tertutupi oleh
berkah yang abstrak. Ini bisa dirasakan oleh indera dan kebiasaan.
Kedua, jika secara dzatnya harta tersebut berkurang, maka pengurangan
tersebut ‘impas’ tertutupi pahala yang didapat, dan pahala ini
dilipatgandakan sampai berlipat-lipat banyaknya.”
4. Allah melipatgandakan pahala orang yang bersedekah.
Allah Ta’ala berfirman:
“Sesungguhnya
orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan
meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan
dilipat-gandakan (ganjarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala
yang banyak.” (Qs. Al Hadid: 18)
5. Terdapat pintu surga yang hanya dapat dimasuki oleh orang yang bersedekah.
“Orang
memberikan menyumbangkan dua harta di jalan Allah, maka ia akan
dipanggil oleh salah satu dari pintu surga: “Wahai hamba Allah,
kemarilah untuk menuju kenikmatan”. Jika ia berasal dari golongan
orang-orang yang suka mendirikan shalat, ia akan dipanggil dari pintu
shalat, yang berasal dari kalangan mujahid, maka akan dipanggil dari
pintu jihad, jika ia berasal dari golongan yang gemar bersedekah akan dipanggil dari pintu sedekah.” (HR. Bukhari no.3666, Muslim no. 1027)
6. Sedekah akan menjadi bukti keimanan seseorang.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sedekah adalah bukti.” (HR. Muslim no.223)
An
Nawawi menjelaskan: “Yaitu bukti kebenaran imannya. Oleh karena itu
shadaqah dinamakan demikian karena merupakan bukti dari Shidqu Imanihi
(kebenaran imannya)”
7. Sedekah dapat membebaskan dari siksa kubur.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sedekah akan memadamkan api siksaan di dalam kubur.” (HR. Thabrani, di shahihkan Al Albani dalam Shahih At Targhib, 873)
8. Sedekah dapat mencegah pedagang melakukan maksiat dalam jual-beli
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Wahai
para pedagang, sesungguhnya setan dan dosa keduanya hadir dalam
jual-beli. Maka hiasilah jual-beli kalian dengan sedekah.” (HR. Tirmidzi no. 1208, ia berkata: “Hasan shahih”)
9. Orang yang bersedekah merasakan dada yang lapang dan hati yang bahagia.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan permisalan yang bagus tentang orang yang dermawan dengan orang yang pelit:
“Perumpamaan
orang yang pelit dengan orang yang bersedekah seperti dua orang yang
memiliki baju besi, yang bila dipakai menutupi dada hingga
selangkangannya. Orang yang bersedekah, dikarenakan sedekahnya ia merasa
bajunya lapang dan longgar di kulitnya. Sampai-sampai ujung jarinya
tidak terlihat dan baju besinya tidak meninggalkan bekas pada kulitnya.
Sedangkan orang yang pelit, dikarenakan pelitnya ia merasakan setiap
lingkar baju besinya merekat erat di kulitnya. Ia berusaha
melonggarkannya namun tidak bisa.” (HR. Bukhari no. 1443)
Dan
hal ini tentu pernah kita buktikan sendiri bukan? Ada rasa senang,
bangga, dada yang lapang setelah kita memberikan sedekah kepada orang
lain yang membutuhkan.
Dan masih
banyak lagi dalil-dalil yang mengabarkan tentang manfaat sedekah dan
keutamaan orang yang bersedekah. Tidakkah hati kita terpanggil?
Kedermawanan Rasulullah di Bulan Ramadhan
Rasul kita shallallahu ‘alaihi wa sallam, teladan terbaik bagi kita, beliau adalah orang yang paling dermawan, dan kedermawanan beliau lebih dahsyat lagi di bulan Ramadhan. Hal ini diceritakan oleh Ibnu Abbas radhiallahu’anhuma:
“Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan. Dan
beliau lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan saat beliau bertemu Jibril.
Jibril menemuinya setiap malam untuk mengajarkan Al Qur’an. Dan
kedermawanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melebihi angin
yang berhembus.” (HR. Bukhari, no.6)
Dari hadits di atas diketahui bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada dasarnya adalah seorang yang sangat dermawan. Ini juga ditegaskan oleh Anas bin Malik radhiallahu’anhu:
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling berani dan paling dermawan.” (HR. Bukhari no.1033, Muslim no. 2307)
Namun
bulan Ramadhan merupakan momen yang spesial sehingga beliau lebih
dermawan lagi. Bahkan dalam hadits, kedermawanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dikatakan melebihi angin yang berhembus. Diibaratkan demikian karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
sangat ringan dan cepat dalam memberi, tanpa banyak berpikir,
sebagaimana angin yang berhembus cepat. Dalam hadits juga angin diberi
sifat ‘mursalah’ (berhembus), mengisyaratkan kedermawanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
memiliki nilai manfaat yang besar, bukan asal memberi, serta
terus-menerus sebagaimana angin yang baik dan bermanfaat adalah angin
yang berhembus terus-menerus. Penjelasan ini disampaikan oleh Ibnu Hajar
Al Asqalani dalam Fathul Baari.
Oleh
karena itu, kita yang mengaku meneladani beliau sudah selayaknya
memiliki semangat yang sama. Yaitu semangat untuk bersedekah lebih
sering, lebih banyak dan lebih bermanfaat di bulan Ramadhan, melebihi bulan-bulan lainnya.
Dahsyatnya Sedekah di Bulan Ramadhan
Salah satu sebab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
memberi teladan untuk lebih bersemangat dalam bersedekah di bulan
Ramadhan adalah karena bersedekah di bulan ini lebih dahsyat dibanding
sedekah di bulan lainnya. Diantara keutamaan sedekah di bulan Ramadhan
adalah:
1. Puasa digabungkan dengan sedekah dan shalat malam sama dengan jaminan surga.
Puasa
di bulan Ramadhan adalah ibadah yang agung, bahkan pahala puasa tidak
terbatas kelipatannya. Sebagaimana dikabarkan dalam sebuah hadits qudsi:
“Setiap
amal manusia akan diganjar kebaikan semisalnya sampai 700 kali lipat.
Allah Azza Wa Jalla berfirman: ‘Kecuali puasa, karena puasa itu untuk-Ku
dan Aku yang akan membalasnya.’” (HR. Muslim no.1151)
Dan
sedekah, telah kita ketahui keutamaannya. Kemudian shalat malam, juga
merupakan ibadah yang agung, jika didirikan di bulan Ramadhan dapat
menjadi penghapus dosa-dosa yang telah lalu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Orang yang shalat malam karena iman dan mengharap pahala, akan diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari no.37, 2009, Muslim, no. 759)
Ketiga
amalan yang agung ini terkumpul di bulan Ramadhan dan jika semuanya
dikerjakan balasannya adalah jaminan surga. Sebagaimana sabda Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Sesungguhnya
di surga terdapat ruangan-ruangan yang bagian luarnya dapat dilihat
dari dalam dan bagian dalamnya dapat dilihat dari luar. Allah
menganugerahkannya kepada orang yang berkata baik, bersedekah makanan,
berpuasa, dan shalat dikala kebanyakan manusia tidur.” (HR. At Tirmidzi no.1984, Ibnu Hibban di Al Majruhin 1/317, dihasankan Ibnu Hajar Al Asqalani di Hidayatur Ruwah, 2/47, dihasankan Al Albani di Shahih At Targhib, 946)
2. Mendapatkan tambahan pahala puasa dari orang lain.
Kita
telah mengetahui betapa besarnya pahala puasa Ramadhan. Bayangkan jika
kita bisa menambah pahala puasa kita dengan pahala puasa orang lain,
maka pahala yang kita raih lebih berlipat lagi. Subhanallah! Dan ini
bisa terjadi dengan sedekah, yaitu dengan memberikan hidangan berbuka
puasa untuk orang lain yang berpuasa. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Orang
yang memberikan hidangan berbuka puasa kepada orang lain yang berpuasa,
ia akan mendapatkan pahala orang tersebut tanpa sedikitpun mengurangi
pahalanya.” (HR. At Tirmidzi no 807, ia berkata: “Hasan shahih”)
Padahal
hidangan berbuka puasa sudah cukup dengan tiga butir kurma atau bahkan
hanya segelas air, sesuatu yang mudah dan murah untuk diberikan kepada
orang lain.
“Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berbuka puasa dengan beberapa
ruthab (kurma basah), jika tidak ada maka dengan beberapa tamr (kurma
kering), jika tidak ada maka dengan beberapa teguk air.” (HR. At Tirmidzi, Ahmad, Abu Daud, dishahihkan Al Albani di Shahih At Tirmidzi, 696)
Betapa
Allah Ta’ala sangat pemurah kepada hamba-Nya dengan membuka kesempatan
menuai pahala begitu lebarnya di bulan yang penuh berkah ini.
3. Bersedekah di bulan Ramadhan lebih dimudahkan.
Salah
satu keutamaan bersedekah di bulan Ramadhan adalah bahwa di bulan mulia
ini, setiap orang lebih dimudahkan untuk berbuat amalan kebaikan,
termasuk sedekah. Tidak dapat dipungkiri bahwa pada dasarnya manusia
mudah terpedaya godaan setan yang senantiasa mengajak manusia
meninggalkan kebaikan, setan berkata:
“Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus.” (Qs. Al A’raf: 16)
Sehingga
manusia enggan dan berat untuk beramal. Namun di bulan Ramadhan ini
Allah mudahkan hamba-Nya untuk berbuat kebaikan, sebagaimana dikabarkan
oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Jika datang bulan Ramadhan, pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu.” (HR. Bukhari no.3277, Muslim no. 1079)
Dan
pada realitanya kita melihat sendiri betapa suasana Ramadhan begitu
berbedanya dengan bulan lain. Orang-orang bersemangat melakukan amalan
kebaikan yang biasanya tidak ia lakukan di bulan-bulan lainnya.
Subhanallah.
Adapun mengenai apa yang
diyakini oleh sebagian orang, bahwa setiap amalan sunnah kebaikan di
bulan Ramadhan diganjar pahala sebagaimana amalan wajib, dan amalan
wajib diganjar dengan 70 kali lipat pahala ibadah wajib diluar bulan
Ramadhan, keyakinan ini tidaklah benar. Karena yang mendasari keyakinan
ini adalah hadits yang lemah, yaitu hadits:
“Wahai
manusia, telah datang kepada kalian bulan yang agung dan penuh berkah.
Di dalamnya terdapat satu malam yang nilai (ibadah) di dalamnya lebih
baik dari 1000 bulan. Allah menjadikan puasa pada siang harinya sebagai
sebuah kewajiban, dan menghidupkan malamnya sebagai perbuatan sunnah
(tathawwu’). Barangsiapa (pada bulan itu) mendekatkan diri (kepada
Allah) dengan satu kebaikan, ia seolah-olah mengerjakan satu ibadah
wajib pada bulan yang lain. Barangsiapa yang mengerjakan satu perbuatan
wajib, ia seolah-olah mengerjakan 70 kebaikan di bulan yang lain.
Ramadhan adalah bulan kesabaran, dan kesabaran itu balasannya surga. Ia
(juga) bulan tolong-menolong, di mana di dalamnya rezki seorang Mukmin
bertambah (ditambah). Barangsiapa (pada bulan itu) memberikan buka
kepada seorang yang berpuasa, maka itu menjadi maghfirah (pengampunan)
atas dosa-dosanya, penyelamatnya dari api neraka dan ia memperoleh
pahala seperti orang yang berpuasa itu, tanpa mengurangi pahala orang
yang berpuasa (itu) sedikitpun.” Kemudian para Sahabat berkata, “Wahai
Rasulullah, tidak semua dari kita memiliki makanan untuk diberikan
sebagai buka orang yang berpuasa.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam berkata, “Allah memberikan pahala tersebut kepada orang yang
memberikan buka dari sebutir kurma, atau satu teguk air atau susu.
Ramadhan adalah bulan yang permulaannya rahmat, pertengahannya maghfirah
(ampunan) dan akhirnya pembebasan dari api neraka.”
Hadits ini diriwayatkan oleh Al Baihaqi, Al Hakim, Ibnu Khuzaimah (no. 1887) dan Al Ash-habani dalam
At Targhib (178). Hadits ini didhaifkan oleh para pakar hadits seperti Al Mundziri dalam
Targhib Wat Tarhib (2/115), juga oleh Dhiya Al Maqdisi di
Sunan Al Hakim (3/400), bahkan dikatakan oleh Al Albani
hadits ini Munkar, dalam
Silsilah Adh Dhaifah (871).
Ringkasnya, walaupun tidak terdapat kelipatan pahala 70 kali lipat pahala ibadah wajib di luar bulan
Ramadhan, pada asalnya setiap amal kebaikan, baik di luar maupun di bulan
“Sesungguhnya
Allah mencatat setiap amal kebaikan dan amal keburukan.” Kemudian
Rasulullah menjelaskan: “Orang yang meniatkan sebuah kebaikan, namun
tidak mengamalkannya, Allah mencatat baginya satu pahala kebaikan
sempurna. Orang yang meniatkan sebuah kebaikan, lalu mengamalkannya,
Allah mencatat pahala baginya 10 sampai 700 kali lipat banyaknya.” (HR. Muslim no.1955)
Oleh karena itu, orang yang bersedekah di bulan
Ramadhan
akan dilipatgandakan pahalanya 10 sampai 700 kali lipat karena sedekah
adalah amal kebaikan, kemudian berdasarkan Al A’raf ayat 16 khusus
amalan sedekah dilipatkan-gandakan lagi sesuai kehendak Allah. Kemudian
ditambah lagi mendapatkan berbagai keutamaan sedekah. Lalu jika ia
mengiringi amalan sedekahnya dengan puasa dengan
shalat
malam, maka diberi baginya jaminan surga. Kemudian jika ia tidak
terlupa untuk bersedekah memberi hidangan berbuka puasa bagi bagi orang
yang berpuasa, maka pahala yang sudah dilipatgandakan tadi ditambah lagi
dengan pahala orang yang diberi sedekah. Jika orang yang diberi
hidangan berbuka
puasa lebih dari satu maka pahala yang didapat lebih berlipat lagi.